Banyak orangtua yang tidak menyadari bahwa kemampuan visual spasial anak berbeda-beda sesuai dengan usianya. |
Kemampuan visual spasial pada anak diartikan sebagai kemampuan seorang anak untuk menuangkan atau memvisualisasikan apa yang ada dalam pikirannya, fantasi atau imajinasinya dalam bentuk gambar, desain, grafis, atau lukisan. Anak bisa menangkap dan memahami sesuatu melalui panca indera, mengenal warna dan ruang, dan mentransformasikan bentuk yang ditangkap mata ke dalam wujud lain.
Anak yang mempunyai kemampuan visual spasial yang baik yaitu anak yang mempunyai daya kreativitas tinggi sebab mereka bisa memahami konsep warna, komposisi, desain, dan seni. Akan tetapi, banyak orangtua yang tidak menyadari bahwa kemampuan visual spasial anak berbeda-beda sesuai dengan usianya. Orangtua perlu mengasah kecerdasan visual spasial, biar tumbuh kembangnya berjalan optimal.
Berikut ini yaitu tahapan kemampuan anak usia dini dalam menuangkan gambar berdasarkan pakar pengasuhan Jarot Wijanarko yang lansir dari Kompas (25/02):
Usia 1-1,5 tahun
Anak belum bisa menggambar namun sudah bisa melaksanakan kegiatan corat-coret. Coretannya tidak dimaksudkan menjadi sesuai yang khusus. Anak menikmati bahwa tangannya (motorik) bisa digerakan sesuai kehendaknya (sensorik). Biarkan anak melaksanakan corat-coret sebab hal tersebut sanggup menjadi terapi dalam melaksanakan sinkronisasi dari motorik dan sensorik ini.
Usia 2-2,5 tahun
Aktivitas menggambar masih belum terarah untuk membentuk sesuatu. Jika Anda menanyakan itu gambar apa, ia akan melihat gambarnya dan menjelaskan perihal gambar tersebut. Jika keesokan harinya Anda menanyakan pertanyaan sama untuk gambar yang sama, jangan heran bila ia menjawab berbeda.
Usia 2,5-3 tahun
Anak mulai menyampaikan sebelum menggambar, bahwa ia akan menciptakan sesuatu. Tetapi ia sering berubah di tengah menggambar dan mengubah gambarnya menjadi gambar lain. Usia 3-3,5 tahun Mulai bisa menggambar bentuk dasar ibarat lingkaran, kota, silang, garis dan titik yang dikombinasikan dengan bermacam-macam cara.
Usia 3,5-4 tahun
Senang menggambar memakai bentuk dasar, khususnya bulat dan ia mulai memasang garis pada bulat tadi seakan-akan tangan, kaki atau matahari.
Usia 4-5 tahun
Mulai bahagia bekreasi dan mulai memperlihatkan detail pada obyek. Misalnya, tangan yang ia gambar bukan lagi sebuah garis lurus, tetapi sudah mempunyai jari.
Usia 5-6 tahun
Anak mulai sanggup memahami dan menuangkan simbol-simbol. Bisa menggambar secara ’rata’, contohnya ada 4 anak duduk di sekitar meja, maka semua muka dan badannya mengarah ke depan.
Usia bawah umur memang paling bahagia menggambar. Mereka bisa menciptakan apa saja yang ingin ia buat. Beberapa anak mulai menggambar secara natural beberapa lainnya mengalami kesulitan.
Cara Menstimulasi Kecerdasan Visual Spasial
Anak yang mempunyai kemampuan visual spasial akan peka terhadap bentuk dan peristiwa. Dia pun bisa merekam bentuk-bentuk tersebut ke dalam memori, kemudian menggambarnya atau menyatakannya ke dalam wujud kata-kata.
Pada usia dini, orang bau tanah sebaiknya memakai model ’kartun’ biar anak tidak merasa bahwa menggambar itu sulit. Dengan demikian, latihan mewarna dan menggambar secara rutin sanggup menciptakan anak untuk semakin berbagi kecerdasan spasialnya.
Berikut ini beberapa cara untuk berbagi kecerdasan visual spasial yang lansir dari Klik Dokter (25/02):
1. Mengenalkan permainan yang bersifat konstruksi.
Jenis permainan konstruksi sanggup melatih kreativitas anak dalam membangun suatu bangunan, atau membentuk benda tertentu. Bunda sanggup mengajak anak menyusun puzzle, menyusun balok, atau lego.
2. Mengenalkan kegiatan coret-coret.
Aktivitas ini sanggup melatih koordinasi mata dan tangan anak. Selain itu, kegiatan ini sanggup melatih anak untuk mengekspresikan diri.
3. Mengenalkan kegiatan menggambar dan melukis.
Kegiatan ini sanggup melatih imajinasi dan kreativitas anak. Bunda sanggup mengajak anak melakukannya di mana saja. Jangan lupa untuk menyiapkan alat-alat ibarat pensil warna, krayon dan kertas terlebih dahulu.
4. Mengajaknya berkunjung ke tempat-tempat wisata.
Rekreasi ke kawasan wisata sanggup meningkatkan kecerdasan visual spasial anak. Tempat wisata yang sanggup Bunda kunjungi ibarat kebun binatang, museum, atau kawasan wisata yang memperlihatkan manfaat edukasi untuk anak.
5. Mengajaknya menciptakan kerajinan tangan.
Kegiatan ini sanggup melatih kreativitas dan imajinasi anak. Rasa percaya diri anak juga akan meningkat melalui kegiatan ini. Bunda sanggup memakai media lilin atau playdough. Setelah itu, rangsang anak untuk membentuk benda-benda memakai playdough.
6. Mengenalkan ruangan yang ada di sekelilingnya.
Bunda sanggup mengajak anak mengenali kondisi sebuah ruang, mulai dari warna dinding hingga benda-benda yang ada di dalam ruangan. Setelah itu, Bunda sanggup meminta pendapat anak untuk mengatur ruangan berdasarkan imajinasinya. Tak hanya sanggup meningkatkan imajinasi, hal ini juga merangsang rasa percaya diri anak.
7. Mengenalkan permainan maze.
Permainan maze yaitu permainan dengan kendala jalan sempit, berliku, ataupun jalan buntu. Permainan ini sanggup melatih kesadaran spasial anak dengan mengetahui ruang dan jalur yang dilewati. Permainan ini juga sanggup merangsang imajinasi anak, serta melatih koordinasi mata dan tangan.
8. Membacakan dongeng secara rutin.
Saat membacakan dongeng, Bunda sanggup memakai intonasi bunyi sesuai tokoh di dalam cerita. Setelah itu, Bunda sanggup meminta pendapat anak mengenai dongeng tersebut. Kemudian, Bunda sanggup mengajukan pertanyaan perihal apa yang anak bayangkan dari dongeng tersebut.
9. Mengenalkan arah.
Memasuki usia dua tahun, anak sudah sanggup diajarkan mengenai arah, ibarat perbedaan kiri dan kanan. Bunda sanggup melakukannya dikala berjalan-jalan, atau ketika bermain dengan anak.
10. Mengenalkan mengenai informasi visual.
Pengenalan ini sanggup menambah wawasan anak akan pengetahuan visual yang dituangkan dalam bentuk diagram atau grafik.
Menurut teori perkembangan anak, setiap anak diyakini lahir dengan lebih dari satu bakat. Orang bau tanah perlu membantu anak merangsang talenta tersebut dengan memperlihatkan pendidikan yang baik, sesuai dengan perkembangannya.
Jika diterapkan secara rutin, rangkaian stimulasi kecerdasan visual spasial di atas sanggup meningkatkan kemampuan daya ingat anak, sehingga proses berguru anak akan menjadi lebih mudah. Selain itu, anak sanggup dengan gampang menuntaskan duduk perkara di hadapannya kelak.
Advertisement