Mulai dari SD (SD) hingga Sekolah Menegah Atas (SMA) mata pelajaran Matematika ataupun Sains masih dianggap momok, mata pelajaran yang rumit, angker dan membosankan. Pelajaran matematika oleh penerima didik dinilai pelajaran yang sulit, sehingga menciptakan mencar ilmu matematika atau sains menjadi malas, atau bahkan sering menerima nilai yang kurang memeuaskan.
Mengubah anggapan jikalau mata pelajaran Matematika dan sains sebagai mata pelajaran yang rumit, angker dan membosankan, nampaknya sudah harus dilakukan para guru, orangtua, bahkan penerima didik yang menjalaninya. Apalagi untuk para penerima didik yang duduk di kursi sekolah dasar. Sudah saatnya untuk menghindari belajara matematika dan sains itu menyulitkan.
Matematika dan sains sanggup dibentuk menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi penerima didik bila disampaikan dengan metode GASING. Metode pembelajaran GASING yaitu gampang, asik dan menyenangkan, merupakan metode mencar ilmu matematika dan sains dengan cara yang lebih sederhana, dengan pendekatan logika dan hampir tanpa rumus, jadi tidak akan menciptakan siswa pusing atau benci terhadap matematika dan sains. (Ali Godjali, Presiden Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary School)
Untuk mengajarkan bahan matematika bagi penerima didik SD yang paling terpenting ialah penguasaan berhitung dulu. Pembelajarannya lebih banyak memakai peragaan. Misalnya untuk anak didik kelas 1-3, kita sanggup mencar ilmu matematika dengan dukungan alat peraga, kita sanggup memakai tangan dan alat-alat bergerak untuk menghitung. Yang penting aktif bergerak dan berhitung.
Beberapa metode pembelajaran matematika sanggup juga dengan dukungan lain menyerupai musik dan komputer. Dengan nyanyian anak bisa untuk menghafal perkalian misalnya, atau dengan memakai software kegiatan games di komputer. Dimana pada games tersebut, contohnya games tembak-tembakan, ada permainan berhitungnya, menyerupai 1+2 sama dengan berapa? Nah yang harus ditembak ialah angka 3 di permainan itu.
Sementara itu untuk mencar ilmu sains, konsep sains konsep yang benar akan lebih menekankan pada logika dibandingkan dengan memakai rumus-rumus turunan. Biarkan anak menemukan pengetahuan dengan ekplorasinya sendiri. Sebelum memulai pelajaran, guru menciptakan anak menyenangi dulu bahan pelajaran yang akan disampaikan padanya.
Selama ini metode pembelajaran dari guru ke siswa belum benar-benar menciptakan belum dewasa bahagia dengan sains, kesannya mereka tidak memahami konsep pengetahuan alam. Sains itu ada di sekeliling kita, jadi pelajaran sains bisa disampaikan secara impulsif kepada anak-anak.
Menjaga ketertarikan anak soal matematika atau sains, orangtua di rumah tidak lantas hambar dan membiarkan anaknya mencar ilmu sendiroi di rumah, Justru orangtua juga harus mempunyai perannya.
Metode Gasing bisa melibatkan anak dan orangtua. Saat anak sedang dalam curiosity-nya, rasa penasarannya, dan banyak bertanya dengaan orangtua mereka, maka jangan menghentikan pertanyaan anak. Upayakan menjawab sebisa mungkin, kalau pun menghindar jangan sekali kali menyampaikan shut up, atau sudah jangan banyak tanya, tapi alihkan dengan yang lain.
Menjaga ketertarian anak soal pelajaran, tidak hanya sains dan matematika saja, tapi mencar ilmu dalam kehidupan dan mencar ilmu karakter, akan lebih baik jikalau kebiasaan membacakan buku anak sebelum tidur dilakukan lagi, apalagi buku yang dalam dua bahasa, maka kemampuan anak akan lebih terasah dan peka terhadap kehidupan sehari-harinya.
Sumber: Kompas.com
Mengubah anggapan jikalau mata pelajaran Matematika dan sains sebagai mata pelajaran yang rumit, angker dan membosankan, nampaknya sudah harus dilakukan para guru, orangtua, bahkan penerima didik yang menjalaninya. Apalagi untuk para penerima didik yang duduk di kursi sekolah dasar. Sudah saatnya untuk menghindari belajara matematika dan sains itu menyulitkan.
Matematika dan sains sanggup dibentuk menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi penerima didik bila disampaikan dengan metode GASING. Metode pembelajaran GASING yaitu gampang, asik dan menyenangkan, merupakan metode mencar ilmu matematika dan sains dengan cara yang lebih sederhana, dengan pendekatan logika dan hampir tanpa rumus, jadi tidak akan menciptakan siswa pusing atau benci terhadap matematika dan sains. (Ali Godjali, Presiden Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary School)
Untuk mengajarkan bahan matematika bagi penerima didik SD yang paling terpenting ialah penguasaan berhitung dulu. Pembelajarannya lebih banyak memakai peragaan. Misalnya untuk anak didik kelas 1-3, kita sanggup mencar ilmu matematika dengan dukungan alat peraga, kita sanggup memakai tangan dan alat-alat bergerak untuk menghitung. Yang penting aktif bergerak dan berhitung.
Beberapa metode pembelajaran matematika sanggup juga dengan dukungan lain menyerupai musik dan komputer. Dengan nyanyian anak bisa untuk menghafal perkalian misalnya, atau dengan memakai software kegiatan games di komputer. Dimana pada games tersebut, contohnya games tembak-tembakan, ada permainan berhitungnya, menyerupai 1+2 sama dengan berapa? Nah yang harus ditembak ialah angka 3 di permainan itu.
Sementara itu untuk mencar ilmu sains, konsep sains konsep yang benar akan lebih menekankan pada logika dibandingkan dengan memakai rumus-rumus turunan. Biarkan anak menemukan pengetahuan dengan ekplorasinya sendiri. Sebelum memulai pelajaran, guru menciptakan anak menyenangi dulu bahan pelajaran yang akan disampaikan padanya.
Selama ini metode pembelajaran dari guru ke siswa belum benar-benar menciptakan belum dewasa bahagia dengan sains, kesannya mereka tidak memahami konsep pengetahuan alam. Sains itu ada di sekeliling kita, jadi pelajaran sains bisa disampaikan secara impulsif kepada anak-anak.
Menjaga ketertarikan anak soal matematika atau sains, orangtua di rumah tidak lantas hambar dan membiarkan anaknya mencar ilmu sendiroi di rumah, Justru orangtua juga harus mempunyai perannya.
Metode Gasing bisa melibatkan anak dan orangtua. Saat anak sedang dalam curiosity-nya, rasa penasarannya, dan banyak bertanya dengaan orangtua mereka, maka jangan menghentikan pertanyaan anak. Upayakan menjawab sebisa mungkin, kalau pun menghindar jangan sekali kali menyampaikan shut up, atau sudah jangan banyak tanya, tapi alihkan dengan yang lain.
Menjaga ketertarian anak soal pelajaran, tidak hanya sains dan matematika saja, tapi mencar ilmu dalam kehidupan dan mencar ilmu karakter, akan lebih baik jikalau kebiasaan membacakan buku anak sebelum tidur dilakukan lagi, apalagi buku yang dalam dua bahasa, maka kemampuan anak akan lebih terasah dan peka terhadap kehidupan sehari-harinya.
Sumber: Kompas.com
Advertisement