'/> Metode Biar Siswa Menghargai Karyanya Sendiri

Info Populer 2022

Metode Biar Siswa Menghargai Karyanya Sendiri

Metode Biar Siswa Menghargai Karyanya Sendiri
Metode Biar Siswa Menghargai Karyanya Sendiri
Ilustrasi (Admin)
Tidak gampang membuat siswa menjadi aktif terutama dalam mengemukakan inspirasi maupun mengemukakan pertanyaan yang mungkin siswa tidak pahami. Kendala paling utama yakni dilema kepercayaan diri siswa. Terkadang siswa merasa tidak perlu bertanya dan mengharapkan sobat yang lain bertanya hal yang sama dengan yang ia rasakan, atau alasannya yakni menganggap pelajaran itu membosankan sehingga siswa tidak fokus terhadap apa yang sedang di terangkan oleh gurunya.

Salah satu metode yang ingin saya share mungkin agak aneh terdengar yang saya sebut Buy my Paper atau bahasa istilah pribuminya metode berdagang. Sesuatu yang paling penting dalam berdagang yakni proses bagaimana menjual atau memberikan barang serta kualitas barang. Jika barang tersebut berkualitas tapi kita tidak bisa menjualnya maka akan rendah nilainya, begitu pula sebaliknya terkadang barang yang kurang baik kalau sanggup dipasarkan dengan baik maka bisa laris keras (bukan menipu konsumen).

Metode ini merupakan rangkaian metode yang bersifat kewirausahaan. Banyak orang memaknai kewirausahaan di sekolah hanya mengambil kedisiplinan, tanggung jawab, kemandirian yang berdasarkan saya sangat sulit untuk diukur. Metode ini mengarahkan siswa semoga setiap individu atau kelompok sanggup menghargai hasil karyanya dan bisa menjual hasil karyanya entah dengan temannya maupun gurunya.

Saya hanya memaparkan garis besar metode ini dan bagi yang berminat sanggup membuatkan dengan aneka macam kreasi.

Langkah-langkah
1. Berikan penugasan yang terperinci kepada siswa produk/portofolio/paper apa yang akan dihasilkan siswa. Bisa berupa kerajinan tangan, lukisan, puisi yang diubahsuaikan dengan tema dan bahan baik individual maupun kelompok.

2. Pastikan guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan siswa, bisa juga menugaskan siswa membawa perlengkapan yang dibutuhkan untuk hari itu (disini kita sudah bisa menilai kedisiplinan dan tanggung jawab siswa yang membawa perlengkapan) gunakan peralatan dan perlengkapan yang gampang diperoleh.

3. Guru memberikan teladan cara membuatnya dan siswa dibutuhkan memperhatikan guru dan sanggup mengikuti langkah yang diberikan guru. Di sini kiprah guru memberikan penugasan yang menarik untuk siswa.

4. Berikan waktu untuk siswa menuntaskan tugasnya dan ketika itulah guru sanggup berkeliling dan mengamati proses dan menilainya (antara lain nilai kerja sama). Guru harus cermat melihat siswa yang mendapat kesulitan untuk membimbingnya. Saya yakin kalau kiprah yang diberikan sesuai dan menarik otomatis siswa akan bertanya kepada guru (mungkin agak sedikit berisik alasannya yakni banyak siswa yang bertanya, di sini guru bisa memakai peraturan kelas, misal kalau ada yang bertanya tunjukkan jari dan kalau melihat sudah memperlihatkan jari yang lain harus bersabar, perlu latihan khusus untuk siswa).

5. Setelah simpulan biasakan tidak eksklusif mengumpulkan hasil pekerjaan namun berikan waktu kepada siswa untuk menjual hasil karyanya. Misalkan si Doni menceritakan hasil lukisannya kepada guru dan teman-temannya. Untuk permulaan bisa memakai cara berikut: panggil siswa satu persatu ke meja guru dan mengumpulkan hasil penugasan, dan pada ketika mengumpulkan guru bertanya pada siswa ihwal hasil penugasan itu misal coba kau ceritakan ihwal lukisanmu. Jangan eksklusif berpikir "itu kan butuh waktu yang usang sementara waktu di kelas kan sedikit", semua tergantung administrasi waktu kita. Penugasan juga boleh dilakukan di rumah dan dipresentasikan atau dijual di sekolah.

6. Guru sebaiknya bertindak Objektif dalam penilaian dan memakai beberapa model penilaian. Misalkan gambar Rio terlihat buruk dibandingkan gambar Dino, namun ketika menjelaskan Rio terlihat bersemangat dan mempunyai alur dongeng yang seru sementara Dino hanya membuktikan seadanya. Disinilah guru mengetahui kemampuan siswa si Rio punya kelebihan dalam berkomunikasi lebih baik dibanding Dino walaupun gambar Dino lebih bagus. Model evaluasi bermacam-macam tidak akan merugikan mereka berdua.

7. Metode ini mustahil eksklusif sukses dilakukan perlu tahapan-tahapan dan pembiasaan, kalau sudah terbentuk insya Allah kelas jadi rame namun berkualitas alasannya yakni siswa menjadi aktif.

Contoh masalah :
1. Saya pernah menugaskan siswa untuk menciptakan layang-layang untuk diterbangkan di sekolah. Yang terjadi ada yang buat sendiri, ada yang dibuatkan dan ada yang membeli. Disana nilai tanggung jawab terlihat, bagaimana menjualnya, dilihat mana yang anggun (yang dibuatkan dan yang dibeli tidak termasuk) dan sanggup terbang dengan sempurna. Keuntungannya adalah: ada kiprah orang bau tanah yang menciptakan bersama anaknya untuk jaman kini sulit didapat, selain keterampilan tangan disana kita bisa mempelajari matematika dengan mengenal bentuk bangkit datar dan menemukan luas dan kelilingnya (yang diukur layang-layang masing-masing siswa jadi alhasil mungkin berbeda) dan juga pelajaran IPA bahan angin dan lain-lain.

2. Saya pernah mendapat seorang siswa kelas 2 yang sangat diam. Beberapa kali saya tanya beliau tetap sangat sulit memberikan sesuatu. suatu ketika kelas 2 sedang kosong, kebetulan kosong saya isi dengan permainan menciptakan bahtera kertas (persiapan impulsif memakai kertas bekas dari ruang TU, gampang didapat dan sederhana), saya hanya mengajari dan membimbing siswa yang belum tahu (kebetulan TU membantu saya menjelaskan kepada anak-anak). Si anak pendiam tiba-tiba saja tiba mendekati saya dan "menjual dirinya" dengan memberikan "Pak saya sudah bisa menciptakan perahu" dengan sangat jelas, hal tersebut menciptakan saya terharu.

Metode yang menyenangkan akan menciptakan siswa bahagia dan bersedia melaksanakan apa saja untuk mengikuti perintah dan bahan sang guru. Dan ketika itulah kita menemukan banyak keajaiban dari siswa-siswi kita.

Selamat berkarya kepada seluruh Guru / Pendidik semoga kita tetap akan awet dikenang sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, semoga bermanfaat dan mohon maaf kalau banyak kekurangannya.

*) Artikel ini dikirim dan ditulis oleh Aghatha, seorang yang peduli pendidikan
Advertisement

Iklan Sidebar