Udang Windu termasuk komoditas unggulan Indonesia di bidang perikanan. Rasa udang windu begitu lezat dan bagus dengan ukuran cukup besar sehingga udang ini banyak digemari orang, baik dlam maupun luar negeri. harga Udang windu cukup menjanjikan yaitu sekitar 150 ribu per kg dengan isi per kg nya 10-15 ekor. Apalagi dengan pola hidup yang semakin back to nature alias kembali ke produk organik, maka udang windu ini termsuk pilihan yang memenuhi kebutuhan konsumen akan masakan organik yang sehat dan bergizi.
Cara Budi Daya Udang Windu
Udang windu cocok dipelihara pada lahan tambak di sepanjang pinggir pantai dengan tekstur tanah liat supaya sanggup menahan air. Suhu air berkisar antara 26-30 Celcius, salinitas 15-30 ppt. Lokasi tambak Udang windu diupayakan steril dari zat-zat kimia pencemar, termasuk basil coli yang biasa ditimbulkan dari WC. Udang windu yang bebas dari zat kimia dan pencemar akan laku di pasaran eksport.
Persiapan Lahan Tambak Udang Windu
Konstruksi tambak udang windu harus bisa menahan air, bisa memelihara kualitas air, bisa membuang air limbah, dan tambak sanggup dikeringkan dengan tidak sulit dan sempurna. Tanah dasar tambak harus dalam kondisi yang sesuai untuk kehidupan dan pertumbuhan udang. Hal ini sebab sebagian besar waktu hidup dan mencari makan udang berada di tanah dasar tambak. Untuk mengupayakan hal tersebut persiapan lahan untuk menebar udang windu mencakup kegiatan:
- Pengeringan Lahan, bertujuan semoga gas-gas sisa metabolit sanggup menguap.
- Pembalikan tanah pada Tambak, ini dilakukan untuk menyempurnakan proses oksidasi pada tanah.
- Pengapuran dilakukan bila PH tanah kurang dari 6.0
- Pemupukan dengan pupuk organik, untuk menjamin ketersediaan pakan alami bagi udang windu.
Pengairan Tambak Udang Windu
Setelah lahan tambak bagi Udang windu siap dipergunakanlah saatnya menawarkan pangairan pada tambak. Hal yang perlu diperhatikan yakni sumber air harus bebas dari polutan berbahaya dan tidak memungkinkan masuknya hama pada udang windu. Pada pintu masuk air menuju tambak perlu diberi penyaring terutama dahulu.Penting juga dilakukan biofiltrasi pada air tambak, dengan biofiltrasi air akan disaring sepetunjuk alami sehingga kondisi air benar-benar higienis dan sehat. Biofiltrasi bisa memanfatkan tumbuhan bakau dan tumbuhan lainnya yang akan menyerap residu beracun pada air.
Pemilihan Bibit Udang Windu
Benih Udang windu dipilih menurut beberapa syarat berikut :
- Warna : warna badan transparan, kecoklatan atau kehitaman, punggung tidak berwarna keputihan atau kemerahan.
- Gerakan : gerakan berenang aktip, menentang atau menyongsong arus, cenderung mendekat ke arah cahaya (fototaksis positif).
- Kesehatan dan kondisi badan : kondisi badan benur yang sehat sesudah mencapai ukuran PL 10 organ-organ tubuhnya lengkap,
maxilla, mandibulla, antenulla dan ekor membuka, hepato pancreas transparan, usus penuh dan gelap.
- Responsif terhadap rangsangan : benur akan menjentik menjauh dengan adanya kejutan atau kalau wadah sampel benur diketuk, dan
akan berenang mendekati sumber cahaya kalau ada rangsangan cahaya, serta responsip terhadap pakan yang diberikan .
Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stress dengan terutama dahulu meletakkan kantong benih di pojok tambak sepetunjuk perlahan-lahan.
Pengaturan santunan pakan udang windu
a. Penghitungan jumlah pakan bisa dilakukan dengan FCR balik yaitu dengan membagi FCR yang sudah ditargetkan dengan membagi masing – masing bulan (bulan I – IV).
b. Pemberian pakan pada benih yang gres ditebar dihitung sebagai pola 100.000 PL X 0,01 gr = 1.000 gr. Untuk tambak yang gersang (miskin pakan alami) diberikan 100% biomass setiap kali makan (1 kg). Untuk tambak yang kaya akan zooplankton santunan 50% biomass.
c. Cara santunan pakan, pada bulan awal pemeliharaan pakan dalam bentuk crumble, maka perlu dibasahi sedikit semoga tidak tertiup angin, serta tidak sulit karam ke dalam air.
Pemberian pakan sanggup ditambahkan atau dikurangi dari pakan yang seharusnya apabila berada pada kondisi sebagai berikut :
a. 5 – 7 hari menjelang purnama pakan ditambah 10%.
b. Pada dikala purnama atau kondisi moulting massal yang ditandai dengan banyaknya cangkang yang ditemui dipermukaan air atau di ancho, maka pakan dikurangi sebanyak 10 – 20%.
c. Pada dikala suhu kurang dari 250 C (pada kondisi dini hari/musim bediding sekitar Juli – September di pulau Jawa) pakan dikurangi 30%.
d. Penurunan kualitas air menyerupai : pH lebih dari 8,9; alkalinitas kurang dari 100 ppm; oksigen kurang dari 2,5 ppm pakan diberikan sesuai dengan laju konsumsi di anco dan acara udang mencari pakan disepanjang pematang (Tabel 13). Bila didapati kelompok ukuran udang yang berbeda pada bulan kedua atau ketiga, udang besar diberi pakan sesuai dengan prosentase populasinya, setengah jam lalu diberikan untuk porsi udang yang kecil. Cara kedua pakan dibagi atas porsi masing–masing ukuran dan diberikan serentak.
Panen Udang Windu
Setelah 4 bulan, udang windu sanggup dipanen. Proses panen sebaiknya pada malam hari semoga udang tidak cepat rusak sebab suhu tinggi. Sehingga penerangan harus disediakan dalam jumlah yang cukup. Apabila konstruksi tambak ideal, dan sarana panen mencukupi maka panen sanggup dilakukan setiap dikala sesuai dengan kebutuhan.
Cara Budi Daya Udang Windu
Udang windu cocok dipelihara pada lahan tambak di sepanjang pinggir pantai dengan tekstur tanah liat supaya sanggup menahan air. Suhu air berkisar antara 26-30 Celcius, salinitas 15-30 ppt. Lokasi tambak Udang windu diupayakan steril dari zat-zat kimia pencemar, termasuk basil coli yang biasa ditimbulkan dari WC. Udang windu yang bebas dari zat kimia dan pencemar akan laku di pasaran eksport.
Persiapan Lahan Tambak Udang Windu
Konstruksi tambak udang windu harus bisa menahan air, bisa memelihara kualitas air, bisa membuang air limbah, dan tambak sanggup dikeringkan dengan tidak sulit dan sempurna. Tanah dasar tambak harus dalam kondisi yang sesuai untuk kehidupan dan pertumbuhan udang. Hal ini sebab sebagian besar waktu hidup dan mencari makan udang berada di tanah dasar tambak. Untuk mengupayakan hal tersebut persiapan lahan untuk menebar udang windu mencakup kegiatan:
- Pengeringan Lahan, bertujuan semoga gas-gas sisa metabolit sanggup menguap.
- Pembalikan tanah pada Tambak, ini dilakukan untuk menyempurnakan proses oksidasi pada tanah.
- Pengapuran dilakukan bila PH tanah kurang dari 6.0
- Pemupukan dengan pupuk organik, untuk menjamin ketersediaan pakan alami bagi udang windu.
Pengairan Tambak Udang Windu
Setelah lahan tambak bagi Udang windu siap dipergunakanlah saatnya menawarkan pangairan pada tambak. Hal yang perlu diperhatikan yakni sumber air harus bebas dari polutan berbahaya dan tidak memungkinkan masuknya hama pada udang windu. Pada pintu masuk air menuju tambak perlu diberi penyaring terutama dahulu.Penting juga dilakukan biofiltrasi pada air tambak, dengan biofiltrasi air akan disaring sepetunjuk alami sehingga kondisi air benar-benar higienis dan sehat. Biofiltrasi bisa memanfatkan tumbuhan bakau dan tumbuhan lainnya yang akan menyerap residu beracun pada air.
Pemilihan Bibit Udang Windu
Benih Udang windu dipilih menurut beberapa syarat berikut :
- Warna : warna badan transparan, kecoklatan atau kehitaman, punggung tidak berwarna keputihan atau kemerahan.
- Gerakan : gerakan berenang aktip, menentang atau menyongsong arus, cenderung mendekat ke arah cahaya (fototaksis positif).
- Kesehatan dan kondisi badan : kondisi badan benur yang sehat sesudah mencapai ukuran PL 10 organ-organ tubuhnya lengkap,
maxilla, mandibulla, antenulla dan ekor membuka, hepato pancreas transparan, usus penuh dan gelap.
- Responsif terhadap rangsangan : benur akan menjentik menjauh dengan adanya kejutan atau kalau wadah sampel benur diketuk, dan
akan berenang mendekati sumber cahaya kalau ada rangsangan cahaya, serta responsip terhadap pakan yang diberikan .
Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stress dengan terutama dahulu meletakkan kantong benih di pojok tambak sepetunjuk perlahan-lahan.
Pengaturan santunan pakan udang windu
a. Penghitungan jumlah pakan bisa dilakukan dengan FCR balik yaitu dengan membagi FCR yang sudah ditargetkan dengan membagi masing – masing bulan (bulan I – IV).
b. Pemberian pakan pada benih yang gres ditebar dihitung sebagai pola 100.000 PL X 0,01 gr = 1.000 gr. Untuk tambak yang gersang (miskin pakan alami) diberikan 100% biomass setiap kali makan (1 kg). Untuk tambak yang kaya akan zooplankton santunan 50% biomass.
c. Cara santunan pakan, pada bulan awal pemeliharaan pakan dalam bentuk crumble, maka perlu dibasahi sedikit semoga tidak tertiup angin, serta tidak sulit karam ke dalam air.
Pemberian pakan sanggup ditambahkan atau dikurangi dari pakan yang seharusnya apabila berada pada kondisi sebagai berikut :
a. 5 – 7 hari menjelang purnama pakan ditambah 10%.
b. Pada dikala purnama atau kondisi moulting massal yang ditandai dengan banyaknya cangkang yang ditemui dipermukaan air atau di ancho, maka pakan dikurangi sebanyak 10 – 20%.
c. Pada dikala suhu kurang dari 250 C (pada kondisi dini hari/musim bediding sekitar Juli – September di pulau Jawa) pakan dikurangi 30%.
d. Penurunan kualitas air menyerupai : pH lebih dari 8,9; alkalinitas kurang dari 100 ppm; oksigen kurang dari 2,5 ppm pakan diberikan sesuai dengan laju konsumsi di anco dan acara udang mencari pakan disepanjang pematang (Tabel 13). Bila didapati kelompok ukuran udang yang berbeda pada bulan kedua atau ketiga, udang besar diberi pakan sesuai dengan prosentase populasinya, setengah jam lalu diberikan untuk porsi udang yang kecil. Cara kedua pakan dibagi atas porsi masing–masing ukuran dan diberikan serentak.
Panen Udang Windu
Setelah 4 bulan, udang windu sanggup dipanen. Proses panen sebaiknya pada malam hari semoga udang tidak cepat rusak sebab suhu tinggi. Sehingga penerangan harus disediakan dalam jumlah yang cukup. Apabila konstruksi tambak ideal, dan sarana panen mencukupi maka panen sanggup dilakukan setiap dikala sesuai dengan kebutuhan.
Analisis Usaha Udang Windu
I. Investasi
Sewa tambak (1,5 ha/th) 1,5 @ 3.000.000, = 4.500.000,-
Pompa 6” lengkap 2 unit @ 4.500.000, = 9.000.000.-
Kincir berangkai 2 unit @6.000.000, = 12.000.000,-
Peralatan lapangan (jala, bejana dll)1 paket @1.000.000,- = 1.000.000,-
Perbaikan konstruksi tambak 1,5 hektar @ 2.000.000,- = 3.000.000,-
Jumlah I 29.500.000,-
II. Biaya Operasional (siklus/5 Bulan)
a. Biaya Tetap
Sewa tambak (1 ha/siklus) = 2.250.000,-
Penyusutan pompa (10%/siklus) = 1.700.000,-
Penyusutan kincir (10%/siklus) = 2.500.000,-
Penyusutan peralatan lapangan (25%/siklus) = 250.000,-
Penyusutan kontruksi tambak (25%/siklus) = 750.000,-
Jumlah IIa 7.450.000,-
b. Biaya Tidak Tetap
Persiapan lahan 1,5 ha @ 1.000.000, = 1.500.000,-
Benih 300.000 ekor @35 = 10.500.000,-
Pakan 7.000 kg @9.200, = 64.400.000,-
Probiotik 200 liter@ 40.000 = 8.000.000,-
Kaporit 70 galon @135.000,- = 9.450.000,-
Inokulan plankton 20 ton @35.000, = 700.000,-
Pupuk an organik 200 kg @ 1.600,- = 320.000,-
Kapur 2.000 kg @450, = 900.000,-
BBM (kincir, pompa dll) 5.000 liter@ 5.000, = 25.000.000,-
Tenaga kerja (2 x 5 orang) 10 OB @750.000,- = 7.500.000,-
Biaya panen 2 unit @1.000.000,- = 2.000.000,-
Jumlah II b 130.270.000,-
Total biaya operasional (IIa+IIb) Per siklus (5 bulan) 130.270.000,-
Per tahun (2 siklus) 260.540.000,-
III Produksi
Kelangsungan hidup 65% ukuran panen 35 gram/ekor, harga jual Rp. 50.000,-/kg,
produksi 2 kali pertahun Pendapatan dari produksi :
65% x 300.000 ekor x 35 gram (persiklus) 4.875 kg 50.000,- 243.750.000,-
Per tahun 2 siklus 9.750 kg 50.000,- 487.500.000,-
IV Suku bunga investasi per tahun 20 % 5.900.000,-
V. Keuntungan higienis sebelum pajak
Per hektar/sikuls 113.480.000,-
Per hektar/tahun (2 siklus) 226.960.000,-
VI. Rentabililitas ekonomi 78%
VII. B/C Ratio 1.87
VIII. Pay back periode(tahun) 1.2
Dinilai dari rentabilitas ekonomi (78% > 20%) dan B/C ratio (1,87 > 1), maka perjuangan budidaya udang windu intensif layak dilakukan. Tentu saja harus menerapkan keseluruhan standar mekanisme yang dipersyaratkan.
Advertisement